Orang desa seperti saya, mencoba ikut berpikir tapi tetap gak nyampai. Sekedar sebuah pikiran dari ilmuku.net yang mungkin berbeda pandangan dengan pembaca semua. Dari sejak jaman saya kecil dulu memang ujian seperti Ujian Nasional ini sudah ada, antah itu namanya EBTANAS ataukah seperti sekarang disebut dengan Ujian Nasional. Gonjang-ganjing perlunya Ujian Nasional atau tidak untuk mengukur kemampuan akademik siswa terus bergulir. Banyak pengamat Ujian Nasional memberatkan tapi ada juga yang berpendapat masih diperlukan.
Sekali lagi orang desa mencoba ikut mengusik pola pikir para ahli. Selama ini memang menjadi sebuah dilema bagi para pelajar. Bagaimana tidak, sekolah selama 3 tahun ternyata harus ditentukan dengan ujian yang hanya 3 atau 4 hari saja. Dan ini menjadi persoalan pelik yang masih terus digodok sehingga memperoleh rumusan yang apik dan tepat untuk mengatasi dilema tersebut. Banyak anak-anak kita yang mengalami depresi bahkan bunuh diri akibat nilai Ujian Nasional yang jeblok, frustasi dan takut dimarahi orang tua. Hmmm… sebuah masalah yang tidak bisa dibiarkan berlarut-larut tentunya.
Di lain pihak memang pendidikan kita perlu sebuah tolak ukur secara nasional sehingga bisa diketahui mana daerah yang memang sudah tersentuh pendidikan dengan baik dan mana yang masih harus perlu ditingkatkan. Memang sampai saat ini menurut saya Ujian secara Nasional masih diperlukan untuk pemetaan pendidikan di Indonesia meskipun masih sebatas nilai akademis.
Mungkin sebuah solusi kalau yang diharapkan sebuah pemetaan maka nilai sekolah juga menjadi kredit poin penting yang ikut menentukan kelulusan peserta didik. Seyogyanya memang sekolah tidak perlu mengotak-atik nilai siswa sehingga memudahkan untuk mendapatkan kelulusan. Sekolah harus ikut berperan menanamkan nilai kejujuran untuk menilai anak didiknya dengan baik. Meskipun memang ada yang gengsi, karena banyaknya siswa yang tidak lulus sedikit banyak akan memberikan pengaruh buruk bagi sekolah tersebut. Seandainya sebuah sistem dalam setiap sekolah mampu mengkondisikan dengan baik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar serta mampu menanamkan nilai kejujuran dalam segala hal tentu hasil output akan lebih baik, dan nilai sekolah juga benar-benar mampu mengukur kemampuan siswa. Sebuah catatan penting yang sering dilupakan, tanpa kita sadari sekolah telah menanamkan ketidakjujuran sehingga kadang hasil outputnya pun kurang menggembirakan.
Nah, selain itu tentunya nilai Ujian Nasional tidak lah terlalu penting sehingga anak lulus atau tidak, yang penting siswa berusaha semaksimal mungkin agar memperoleh nilai terbaik. Karena nilai yang terbaiklah yang akan dilirik setelah lulus. Tanamkan nilai yang lebih penting dari sekedar lulus, yaitu kejujuran… wah ni jadi kemana-mana gak jelas jluntrungannya ya…he……
Secara singkat padat dan jelas serta sedikit berbelit-belit pendapat dari ilmuku.net adalah tingkatkan mutu akademik pendidikan kita, tanamkan nilai kejujuran dalam segala hal, gunakan nilai sekolah dan Ujian Nasional untuk pemetaan pendidikan di Indonesia tetapi permudah aturan kelulusan, toh dunia kerja dan jenjang selanjutnya lah yang akan menilai mereka (mereka yang menjalani dan menentukan masa depan mereka, sehingga mereka akan sadar dengan kebutuhan mereka. Tanamkan sejak dini tentunya). Pemerintah harus terus memfasilitasi dan meningkatkan sarana prasarana pendidikan, tingkatkan mutu guru dengan mengangkat guru-guru berbakat. Orang tua dan masyarakat ikut serta menciptakan kondisi yang kondusif dilingkungan untuk menumbuhkan sikap belajar yang rajin bagi pelajar atau anak-anaknya. Semoga bermanfaat, karena meskipun singkat padat jelas tetap saja panjang dan membingungkan, he…. Salam…..