Usaha pengemukan sapi potong merupakan salah satu usaha untuk mempercepat dan meningkatkan produksi, karena dengan usaha ini diharapkan hasil pertambahan berat badan tinggi dan efisien dan menghasilkan kualitas karkas yang lebih baik (Dyer and O’Mary, 1997). Feedlot atau penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dalam kandang tertentu, tidak dipekerjakan tetapi hanya diberi pakan dengan nilai nutrisi yang optimal untuk mendapatkan kenaikan berat badan dan kesehatan sapi yang maksimal (Blakely dan Bade, 1991).
Dalam usaha feedlot ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap produksinya, antara lain pengadaan pakan baik hijauan maupun konsentrat, penanggulangan penyakit, penanganan selama pemeliharaan dan pemasarannya. Selain faktor tersebut, faktor genetik yang meliputi bangsa, umur, berat badan dan jenis kelamin dapat mempengaruhi produksi dan kualitas daging yang dihasilkan (Anonim, 1996). Ternak akan dapat tumbuh secara normal jika bahan pakan yang diberikan mengandung protein, energi, mineral dan vitamin sesuai dengan tujuan peternakan (Tillman et al., 1984).
Kebutuhan protein dan energi pada ternak ruminansia tergantung beberapa faktor, antara lain: berat hidup, pertambahan berat badan dan konsumsi pakan. Dengan meningkatnya berat hidup, kebutuhan protein untuk pertambahan berat badan juga meningkat, apabila kebutuhan protein yang ada pada ransum kurang mencukupi maka akan menyebabkan nafsu makan turun, pertumbuhan lambat, kesehatan terganggu dan terjadi penurunan bobot badannya.
Selain itu, dalam usaha penggemukan sapi potong diperlukan manajemen pakan yang baik, karena dengan pemberian pakan yang baik secara kualitas dan kuantitas maka ternak akan tumbuh dengan optimal, yang tentunya akan meningkatkan efisiensi pakan, sehingga biaya pakan pun akan lebih sedikit.